Dedikasi Guru PPKn Sebagai Ujung Tombak Pembangkit Jiwa Nasionalisme Peserta Didik
oleh Ziadatu Zzulfa
Jiwa nasionalisme tumbuh erat berkaitan dengan kolonialisme. Nasionalisme merupakan upaya untuk menolak kolonialisme dari bangsa asing, dimana kolonialisme ini merupakan manifestasi penderitaan rakyat. Sumpah pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 merupakan wujud nyata kiprah pemuda dalam memperjuangkan nasionalisme bangsa. Dewasa ini, dimana adanya arus globalisasi mengikis jiwa nasionalisme generasi muda. Disinilah perlunya guru PPKn sebagai ujung tombak pembangkit jiwa nasionalisme peserta didik. Guru PPKn mengemban tugas mulia yaitu membentuk warga negara yang baik “smart and good citizenship”. Definisi warga negara yang baik ini mempunyai cakupan yang luas. Terutama kaitannya dengan pembentukan jiwa nasionalis peserta didik yang dapat mempengaruhi pola pikir dan pola perilakunya. Guru PPKn dapat menjadi korektor, inspirator, informan, sekaligus motivator dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme peserta didik.
Berdasarkan data statistik tahun 2010 jumlah penduduk usia remaja mencapai setengah dari jumlah penduduk Indonesia. Dan banyak dari mereka yang belum dapat memahami dan memaknai nasionalisme sesungguhnya. Sehingga tidak jarang dari mereka melakukan perbuatan menyimpang dari jiwa nasionalisme yang membahayakan integrasi bangsa. Inilah yang menjadi titik fokus guru PPKn dalam membangun dan membangkitkan jiwa nasionalisme peserta didik. Dalam melakukan tugasnya tersebut, tentu saja guru PPKn harus mempunyai strategi pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas. Tentu saja strategi pembelajaran yang dilakukan tersebut harus mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Karena strategi pembelajaran yang dipilih merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu proses pembelajaran di kelas. Dengan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai maka semakin mudah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tersebut dapat dicapai. Guru PPKn harus mampu menentukan strategi pembelajaran seperti apakah yang akan digunakan sehingga pembelajaran yang berlangsung tidak terkesan membosankan bahkan monoton.
Dalam mata pelajaran PPKn memuat semangat nasionalisme, jadi mata pelajaran PPKn bukan hanya seputar transfer of knowledge akan tetapi lebih daripada itu yaitu adanya proses transfer of value yang akan membentuk jiwa nasionalisme peserta didik. Kaitannya dengan transfer of value seorang guru PPKn dapat menerapkan strategi ekspositori yang menakankan pada proses pemberian pengetahuan. Di samping itu dapat pula diiringi dengan strategi inquiry yang berkaitan erat dengan proses berpikir analis dimana peserta didik dapat mengajukan pertanyaan kaitannya dengan materi yang sedang dikaji. Selain itu, guru PPKn harus memberikan penekanan pada materi-materi yang sifatnya pemicu jiwa nasionalisme dan patriotisme seperti ketika sedang membahas materi kepahlawanan atau perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penduduk usia remaja di Indonesia masih memiliki jiwa nasionalisme yang minim. Inilah yang menjadi tugas mulia guru PPKn dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme peserta didik. Dalam penumbuhan jiwa nasionalisme kepada peserta didik ini perlu memperhatikan berbagai aspek. Salah satunya pemilihan strategi pembelajaran yang digunakan, karena pemilihan strategi pembelajaran sangat berpengaruh pada ketercapain tujuan dari suatu proses pembelajaran. Selain itu guru PPKn juga dapat memberikan penekanan terutama terkait dengan materi yang relevan dalam penumbuhan jiwa nasionalisme peserta didik seperti materi kepahlawanan atau perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sehingga pada puncaknya dedikasi guru PPKn tersebut dapat membangkitkan jiwa nasionalisme peserta didik. (Penulis adalah mahasiswa PPKn UAD angkatan tahun 2020)