PPKn UAD Kaji Integrasi Al Islam dan Kemuhammadiyahan dalam Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial
Yogyakarta, 25 Oktober 2024 – Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Workshop Series Integrasi Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dalam kurikulum PPKn. Workshop seri kedua ini mengambil tema Integrasi AIK ke dalam Kajian Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial dan diadakan di Meeting Room Prodi PPKn, Kampus IV UAD. Prof. Zamroni, Ph.D, guru besar PPKn UAD, hadir sebagai pemateri utama dalam kegiatan ini, didampingi oleh Mahmuda Ma’arif, M.Pd, sebagai moderator.
Prof. Zamroni menyampaikan materi mengenai pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai AIK ke dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial. Menurutnya, pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan ruang belajar yang tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga mampu membentuk karakter mahasiswa yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan. “Dalam pendidikan ilmu-ilmu sosial, nilai AIK dapat berfungsi sebagai landasan moral yang kuat, menjadikan ilmu sosial sebagai sarana untuk menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan beradab sesuai dengan spirit amaf ma’ruf (berlomba-lomba dalam kebaikan) yang menjadi landasan gerak Muhammadiyah,” ungkap Zamroni.
Selain paparan mengenai konsep dasar, Zamroni juga menjelaskan beberapa model integrasi kurikulum yang relevan untuk mata kuliah sosial-budaya di PPKn. Beliau menguraikan tiga pendekatan utama, yakni multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner, yang masing-masing memiliki keunggulan dalam mengaitkan berbagai disiplin ilmu sosial dengan nilai-nilai AIK. Dalam paparannya, Zamroni menekankan bahwa model interdisipliner merupakan pilihan tepat untuk mata kuliah sosial, karena memungkinkan kajian lintas disiplin yang mendalam, namun tetap memiliki keterkaitan erat dengan prinsip-prinsip Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
Mahmuda Ma’arif, dalam sesi diskusi, menggarisbawahi bahwa proses integrasi ini tidak hanya penting bagi mahasiswa, tetapi juga bagi dosen dalam mengembangkan materi dan skenario pembelajaran yang interaktif. “Peran dosen sebagai fasilitator menjadi kunci dalam mengimplementasikan nilai-nilai AIK secara efektif. Dosen diharapkan mampu menggali topik-topik sosial yang relevan untuk dipadukan dengan nilai AIK,” jelas Mahmuda Ma’arif.
Workshop ini mendapat antusiasme tinggi dari para dosen PPKn UAD yang hadir, dengan sesi diskusi yang produktif. Para peserta mengungkapkan berbagai gagasan terkait integrasi AIK dalam kurikulum, mulai dari implementasi dalam evaluasi pembelajaran hingga strategi penyusunan materi yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam.
Workshop yang dihadiri dosen PPKn UAD itu diakhiri dengan harapan besar bahwa integrasi AIK dalam pendidikan ilmu sosial dapat diwujudkan secara menyeluruh di lingkungan PPKn UAD. Zamroni menutup sesi dengan mengajak para dosen untuk terus berinovasi dalam pengembangan kurikulum berbasis AIK, agar pendidikan di Muhammadiyah dapat menghasilkan generasi yang berwawasan luas dan berkarakter Islami. (dba)