Mahasiswa PPKn UAD Tour The Museum Jenderal Soedirman
Rabu, 7 Desember 2022, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan studi lapangan bertajuk “Tour The Museum”. Tiga Museum menjadi tujuan tour mahasiswa, yaitu Museum Jenderal Soedirman, Museum Benteng Vredeburg, dan Museum Jogja Kembali (Monjali).
Sebagai salah satu tujuan kunjungan, Museum Jenderal Soedirman yang terletak di Jalan Bintaran Wetan 3, Yogyakarta menyimpan banyak pelajaran bagi para generasi muda. Pada masa kolonial Belanda, gedung ini dipergunakan sebagai rumah dinas pejabat keuangan Puro Paku Alam VII. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini dikosongkan dan perabotnya disita. Setelah Indonesia merdeka digunakan sebagai Markas Kompi ‘Tukul’ Batalyon Letkol Soeharto. Sejak 18 Desember 1945 sampai 19 Desember 1948 difungsikan sebagai kediaman resmi Jenderal Sudirman, setelah dilantik menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat.
Pada masa Perang Kemerdekaan menghadapi Agresi Militer Belanda II, gedung ini digunakan sebagai Markas Informatie voor Geheimen Brigade T tentara Belanda. Setelah pengakuan kedaulatan RI tanggal 27 Desember 1949 difungsikan sebagai Markas Komando Militer Kota Yogyakarta. Selanjutnya digunakan sebagai asrama Resimen Infanteri XIII dan Penderita Cacat. Sejak 17 Juni 1968 sampai 30 Agustus 1982 difungsikan sebagai Museum Angkatan Darat. Peresmian Museum Sasmitaloka Pangsar Jenderal Sudirman dilakukan oleh Kasad Jenderal TNI Poniman pada tanggal 31 Agustus 1982.
Mengunjungi museum adalah agenda rutin mata kuliah Sejarah Nasional Indonesia yang ditempuh mahasiswa semester 1 PPKn UAD. “Berkunjung ke museum itu dapat membangkitkan memori dan kesadaran sejarah para mahasiswa” tegas Dr. Supriyadi, M.Si., dosen pengampu mata kuliah tersebut saat menemai mahasiswa Tour The Museum. Apa yang menjadi harapannya adalah seperti yang ditulis Kuntowijoyo dalam buku “Muslim Tanpa Masjid” yang menuturkan bahwa generasi baru muslim telah lahir dari rahim sejarah. “Simphoni dan nilai-nilai luhur perlu dijaga dan dilestarikan oleh generasi muda, salah satunya mahasiswa” kata Doktor Pendidikan IPS UNNES tersebut. Sejarah telah membawa perubahan dan wajah baru dari Indonesia mulai dari zaman Pra Kemerdekaan hingga saat ini.