Satgas PPKS UAD Perkuat Nilai Kewarganegaraan dalam Pencegahan Kekerasan

Satgas PPKS UAD Perkuat Nilai Kewarganegaraan dalam Pencegahan Kekerasan melalui Orientasi Mahasiswa Baru
Yogyakarta – Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan beradab. Dalam rangkaian acara seminar Orientasi Layanan Kemahasiswaan yang turut mengintegrasikan nilai-nilai Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Satgas PPKS UAD memberikan sosialisasi krusial kepada mahasiswa baru pada Selasa, 10 September 2024.
Acara yang berlangsung secara luring di Amphitarium UAD Kampus 4 dan disiarkan daring melalui kanal YouTube Klik_Uad ini, menekankan bahwa pencegahan kekerasan merupakan perwujudan nyata dari nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, serta menjamin hak asasi setiap warga kampus.
Pemaparan Jenis-Jenis Kekerasan oleh Ketua Satgas
Ketua Satgas PPKS UAD, dr. Tri Wahyuni Sukesi, S.Si., M.P.H., memimpin langsung penyampaian materi dengan memaparkan berbagai jenis kekerasan yang sering terjadi, termasuk di lingkungan kampus. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa baru sebagai calon warga negara yang bertanggung jawab dan beretika.
Beberapa jenis kekerasan yang dipaparkan antara lain:
Kekerasan Seksual: Dicontohkan dengan pemerkosaan, yaitu tindakan tanpa persetujuan dari salah satu pihak. Hal ini merupakan pelanggaran berat terhadap martabat dan kemanusiaan.
Kekerasan Fisik: Tindakan yang menyebabkan luka tampak atau luka fisik, seperti pemukulan dan penamparan.
Kekerasan Sosial Ekonomi: Kekerasan yang berhubungan dengan pemerasan kondisi ekonomi.
Kekerasan Psikis atau Mental: Termasuk ancaman yang dapat mengganggu pikiran atau mental seseorang.
Praktek Sosial atau Budaya yang Membahayakan: Kekerasan yang didasari oleh praktik sosial atau budaya yang merugikan, seperti mutilasi alat kelamin perempuan.
Kekerasan Verbal: Tindakan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terganggu karena ucapan orang lain.
dr. Tri Wahyuni Sukesi menegaskan bahwa isu kekerasan ini tidak terbatas pada gender tertentu. “Semuanya bisa menjadi potensi untuk menjadi korban dan pelaku, baik laki-laki maupun perempuan,” ujarnya, menekankan pentingnya kesetaraan dan saling menghormati sebagai pondasi kehidupan berkewarganegaraan yang baik.
Latar Belakang dan Data Krusial
Kehadiran Satgas PPKS UAD dilatarbelakangi oleh keresahan akan maraknya kekerasan, khususnya kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi. Data menunjukkan tingginya angka korban dari kalangan Mahasiswa (71,79%), disusul oleh Dosen (16,67%), dan Tenaga Kependidikan (7,69%). Sementara itu, pelaku didominasi oleh Dosen (47,78%), Mahasiswa (27,78%), dan Tenaga Pendidik (14,44%).
Melalui sosialisasi yang terintegrasi dengan semangat PPKN ini, UAD berharap seluruh civitas academica tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, yaitu kemanusiaan, keadilan sosial, dan musyawarah mufakat, demi mewujudkan kampus yang bebas dari kekerasan.

